If you feel you’re stupid, read books. If you think you’re smart, read more books
Dalam beberapa waktu terakhir saya larut
menikmati waktu yang ada. Mumpung kuliah belum mulai, sepulang kantor bisa
kemanapun sesuka hati, jika tidak tertahan
di kantor. Beberapa minggu di Januari memang sedikit membuat saya tertahan di
kantor lebih lama dari biasanya. Sepulang dari kantor saya mainlah, makan
diluarlah, ketemu temenlah, atau bengong dimana dululah, dan sebagainya. Lalu
sampai di kostan jam sudah menunjukan pukul 22.00, saya capek dan langsung
tidur. Atau jika tidak keluar saya akan langsung pulang. Setelah mendarat di
kostan dalam beberapa menit kemudian nempel kasur dan langsung tidur. Yang
terjadi setelah apapun yang saya lakukan di lauran sana, sampai di kostan yang
bisa saya lakukan nempelin badan ke kasur dan beberapa menit kemudian akan
langsung tertidur. Payah pikir saya. Dan ini terjadi tidak dalam kurun satu dua
hari satu minggu dua minggu bahkan dalam waktu 1 bulan, sepanjang Januari.
Bahkan sampai hari ini, saat saya sadar hari ini hari kelima Februari. Bagaimana waktu bisa berjalan begitu cepat.
Saya merasa tidak bisa
melakukan apapun di kostan. Ada yang salah dengan kamar saya sepertinya. Salah
karena terlalu nyaman untuk tidur. Sehabis solat rebahan kemudian tidur padahal
awalnya berencana untuk mengaji. Atau baru mulai mengaji baru dapat satu dua
halaman sandaran kemudian tidur. Terbangun dan sadar jika tertidur toh kemudian
saya melanjutkan tidur. Atau di malam hari saya biasanya memilih baca buku. Dan
selalu gagal menyelesaikan karena saya mudah sekali tidur. Hingga yang paling
parah kemarin saat perjalanan pulang. Sebelumnya saya membeli buku, untuk
referensi mengisi sharing yang saya rencanakan dapat saya selesaikan dalam satu
hari. Nyatanya bukunya tidak sama sekali saya baca hingga sharing berakhir.
Baru saya baca setelahnya dan tidak selesai.
Saya merasa waktu saya
habis tidak jelas juntrungannya untuk apa, berlalu begitu saya. Saya merasa
kosong karena hampir sangat sedikit asupan yang masuk. Selama Januari saya
hanya menyelesaikan dua buku. Buku pertama The Alpha
Girl's Guide karangan Henry Manampiring, dan
buku kedua Genap karangan Nazrul Anwar. Sudah hanya dua buku itu. Padahal stock
bacaannya saya banyak, setidaknya lebih dari 6 buku yang belum saya baca, entah
buku sendiri, buku pinjaman, hingga buku pemberian. Mulai dari genre buku yang
lucu, sedikit serius, serius hingga serius sekali. Semuanya rapi tertumpuk di
pojokan kamar tidak tersentuh.
Kemudian saya sadar,
saya harus membaca buku, terlepas dari bacaan internet dan bacaan media sosial
yang setiap harinya juga jadi asupan saya. Sayangnya tidak ada yang bisa
menggantikan buku. Setidaknya membaca membuat saya menyeimbangkan diri,
seimbang antara asupan masuk dan yang keluar. Dan membaca membuat asupan saya
sedikit lebih bergizi. Saya memutuskan untuk mulai membaca lagi sedikit demi
sedikit, ditengah terpaan aktivitas yang ada. 20 menit di pagi hari dan 20
menit menjelang tidur. Nah, bacaan ini diluar baca Al-Quran dan baca buku berat
yang berhubungan dengan kuliah dan pekerjaan.
Semoga istiqomah!
Semoga waktu tidak
berakhir sia-sia!