Bacalah, maka anda akan mengenal dunia. Tetapi, menulislah,
maka dunia akan mengenal anda.
-Jusuf Kalla
-Jusuf Kalla
Pertanyaan ini bukan pertanyaan pertama yang muncul begitu
saja. Sudah sejak lama. Di semester 2, ketika saat itu saya mengikuti kegiatan
pembinaan. Disana kami dituntun menulis, sekedar tulisan singkat, essay, hingga
proposal program. Saat itu menulis bukanlah hal yang gampang, mengingat saya
memang jarang menulis. Tetapi menjadi mudah ketika dipaksa atau lebih tepatnya
terpaksa. Haha. Tapi sekarang, apa kabarnya? Masih rajin menuliskah? Atau masih
mau menuliskan?
Pertanyaan itu muncul lagi. Muncul sejak melongok kembali
tumblr yang sudah dibuat 2 tahun lalu, tetapi ternyata tidak berisi. Isinya
hanya sekedar curhatan atau repost postingan yang ada. Terlalu menikmati
tulisan-tulisan yang ada di tumblr. Terlena dengan kemampuan menulis orang
lain. Tanpa sadar saya hanya menjadi penikmat tulisan saja.
Banyak orang yang menurut saya begitu mudah menulis, sebut
saja Mas G, beliau produktif sekali dalam menulis, minimal setiap minggu pasti
postingannya muncul di dashboard tumblr, atau adalagi teman saya Kak H yang
juga bisa dengan mudah menuliskan ceritanya. Mereka menulis untuk berbagi pemikirannya atau sekedar berbagi cerita.
Dan untuk kesekian kalinya pertanyaan itu muncul lagi. “Kenapa
“harus” menulis?.
Jawabannya tentu banyak alasan untuk menulis.
Menulis sama dengan bercerita, bercerita sama dengan berbagi.
Banyak hal yang setiap harinya kita alami, baik buruk, susah senang. Semuanya
mengandung banyak pelajaran. Dengan menulis kita bisa membagikan cerita kita.
Beruntunglah orang yang bisa mengambil pelajaran dan membagikan ceritanya.
Maka, menulis adalah cara kita untuk berbagi pengalaman dengan orang lain.
Menulis itu bebas. Kita bebas berangan, berimajinasi, dan
kita membebaskan pikiran kita. Menulis bisa menumpahkan apapun ganjalan di hati
dan pikiran. Membebaskan ekspresi
Dan, ada hubungan timbal balik antara membaca dan menulis.
Kita bisa banyak menulis jika kita banyak membaca. Ibarat kata butuh asupan
gizi yang lengkap untuk bisa menulis. Asupan gizi ini bisa berbagai macam,
mulai dari artikel sampai buku.
Alasan sederhana lainnya saya pelupa. Saya menulis untuk
merapikan kenangan, agar tidak banyak kenangan yang terlupa.
Yeaay!
Jadi, mari menulis.
Mari merangkai huruf pada setiap kata.
Merangkai kata dalam frasa.
Merangkai frasa dalamkalimat.
Merangkai kalimat dalam paragraph.
Merangkai paragraph dalam cerita.
Mari merangkai cerita dalam kenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar